Pendidikan dan Terapi Komplementer Autisme

Pendidikan

Prinsip utama pendidikan adalah bahwa setiap orang dengan autisme memiliki kekuatan, kemampuan, dan tingkat fungsionalnya sendiri dan bahwa pendidikannya harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individualnya. Ini bukan hanya diinginkan untuk anak, itu diperlukan oleh hukum federal. Individu dengan Disabilities Education Act (IDEA; P.L.101-476) menjamin pendidikan publik yang gratis dan sesuai untuk setiap anak penyandang disabilitas. Undang-undang ini menetapkan bahwa rencana pendidikan tertulis dan eksplisit (Rencana Pendidikan Individualisasi, atau IEP) disiapkan oleh otoritas pendidikan setempat dengan berkonsultasi dengan orang tua anak. Ketika semua pihak menyetujui rencana tersebut, rencana harus diberlakukan dan kemajuan anak didokumentasikan. Persiapan rencana termasuk penilaian komprehensif kebutuhan anak.

Banyak pilihan berbeda tersedia untuk mendidik anak autis. Asumsi dasarnya adalah bahwa, kapan pun memungkinkan, anak-anak penyandang cacat harus dididik dengan rekan-rekan yang tidak terpengaruh, yang berfungsi sebagai model untuk keterampilan bahasa, sosial, dan perilaku yang sesuai. Dengan demikian, beberapa anak autis dididik di ruang kelas utama, yang lain di kelas pendidikan khusus di sekolah umum utama, dan yang lain dalam program khusus yang terpisah dari sekolah umum utama. Orang tua yang ingin mencari program terbaik untuk anak mereka disarankan untuk bekerja dengan otoritas pendidikan setempat; kerjasama dan komunikasi penuh sangat penting untuk mencapai tujuan ini.

Program khusus berikut telah dikembangkan untuk orang dengan autisme:

    TEACCH adalah program yang dikembangkan di North Carolina dan digunakan di seluruh negara bagian untuk orang-orang dengan autisme. Ini mencakup banyak teori dan teknik yang berbeda untuk mengembangkan program individual untuk setiap orang dengan autisme. Prinsip yang mendasari adalah bahwa lingkungan harus disesuaikan untuk orang dengan autisme, bukan sebaliknya. Program ini kurang berfokus pada perubahan perilaku khusus dan lebih banyak lagi pada penyediaan anak dengan keterampilan yang diperlukan untuk memahami lingkungannya dan mengomunikasikan kebutuhannya.
    Waktu lantai adalah pendekatan yang membantu anak dengan kemajuan autisme pada tangga perkembangan alami. Hal ini didasarkan pada teori bahwa anak-anak tidak dapat maju ke pembelajaran lanjut sampai mereka telah menyelesaikan semua langkah yang diperlukan dari tangga ini, dan bahwa anak-anak dengan autisme belum menyelesaikan tangga.
    Kisah sosial adalah pendekatan yang menggunakan cerita untuk mengajarkan keterampilan sosial kepada anak-anak. Dalam setiap cerita, seseorang dihadapkan pada situasi atau peristiwa; cerita dimaksudkan untuk membantu anak autis memahami pikiran dan emosi orang dalam cerita. Ini membantu anak mengembangkan pemahaman tentang respons yang sesuai atau diharapkan terhadap situasi tersebut. Kisah-kisah tersebut disesuaikan dengan individu dan sering termasuk musik dan ilustrasi.

Penting bahwa keterampilan yang dipelajari di sekolah umum di luar ruang kelas. Dengan demikian, program untuk anak autis harus memasukkan keluarga dan dikoordinasikan di rumah dan komunitas anak.
Terapi komplementer

Terapi komplementer termasuk terapi seni, terapi musik, terapi hewan, dan terapi integrasi sensorik. Ini bukan pendekatan perilaku atau pendidikan semata, tetapi mereka memberikan kesempatan lain bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi. Meskipun ada sedikit bukti ilmiah bahwa terapi ini meningkatkan keterampilan, banyak orangtua dan terapis menjelaskan perbaikan yang nyata dalam perilaku dan kemampuan komunikasi anak, serta rasa kenikmatan.

Terapi komplementer biasanya digunakan sebagai tambahan untuk pendekatan perilaku dan pendidikan.

    Terapi seni menawarkan pada anak cara nonverbal untuk mengekspresikan perasaannya.
    Terapi musik yang melibatkan bernyanyi membantu mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa anak.
    Terapi hewan, seperti menunggang kuda dan berenang dengan lumba-lumba, meningkatkan keterampilan motorik anak sambil meningkatkan kepercayaan diri.
    Integrasi sensorik berfokus pada normalisasi reaksi ekstrim terhadap masukan sensorik. Ini mencoba untuk membantu anak mengatur kembali dan mengintegrasikan informasi inderanya sehingga dia dapat lebih memahami dunia eksternal.

No comments:

Post a Comment